Selasa, 05 Februari 2013

TRUE LOVE BAPAK HABIBIE

HABIBIE 

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 3 Feb 2013 jam 19.30 pada acara Golden Ways Mario Teguh: True Love yang disiarkan Metro TV dengan bintang tamu Bapak BJ. Habibie. Diacara ini saya terkagum kepada cerita kehidupan Bapak Habibie dan Ibu Ainun, bahkan muncul keterharuan saya kepada tokoh indonesia ini, karena dalam acara ini pak Habibie mengutarakan mengenai Cinta (Kasih) Sejati, yang menurut saya adalah merupakan sebuah perasaan yang mempunyai filosofi kehidupan ditengah kegalauan budaya indonesia yang sudah mengarah materialisme.

Masih teringat saya saat membaca berita tentang Presiden ke-3 RI BJ Habibie pada tulisan di media Utusan Malaysia yang bertajuk "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim" yang dikatakan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, sebagai pengkhianat bangsa dan "the dog of imperialism" dan beliau dengan kebesaran jiwa sebagai seorang pemimpin bangsa menanggapi tudingan tersebut dengan kepala dingin, dijawab oleh beliau pada akun Twitter The Habibie Center, @habibiecenter, Selasa (11/12/2012) dengan bijaksana: "BJ Habibie: Kalau ada yang menghina Anda, anggap aja sebagai sebuah pujian, bahwa dia berjam-jam memikirkan Anda, sedangkan Anda tidak sedetik pun memikirkan dia"

Saya kaget, terharu dan bangga dengan jawaban beliau yang menunjukan sebagai negarawan yang penuh kearifannya dalam menjawab orang yang meragukan kenegarawan beliau. Terus terang kekaguman saya semakin bertambah terhadap Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dikenal dengan B.J. Habibie, yang dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan tanggal 25 Juni 1936, beliau bersedia melepas jabatannya dengan gaji yang super-wah untuk ukuran di Indonesia saat itu sebagai Vice President Industri penerbangan di Negara Jerman tahun 1978, demi membangun kemajuan di Indonesia tanah kelahirannya. 

Kembali kepada acara Golden Ways: Pak Habibie dalam acara itu menyatakan betapa besarnya suatu kekuatan cinta (kasih) sejati telah memberikan andil besar dalam kehidupan, misalnya suatu pekerjaan bisa tuntas diselesaikan dalam waktu singkat cukup dalam hitungan menit, sedangkan yang lainnya menyelesaikan bisa sampai beberapa hari, tetapi dengan mendasari pekerjaan kepada cinta kasih sejati, dapat menciptakan suatu efektifitas yang tinggi untuk menjadi lebih baik.

Saat ditanya bagaimana perasaan pak Habibie terhadap cinta sejati beliau kepada isteri tercinta ibu Ainun, beliau memberikan jawaban yang saya terharu, karena tidak ada satupun ungkapan kurang terhadap ibu Ainun, beliau selalu membicarakan kebaikan dan kesabaran seorang isteri yang telah mengantarkan suami menjadi seperti sekarang ini. Saat beliau susah ibu Ainun dapat menerima keadaan beliau, maka pak habibie hanya mempunyai suatu keinginan bagaimana bisa membuat isteri beliau bahagia.

Penjelasan pak Habibie saat ditanya bagaimana cita cinta beliau bisa berlangsung, disampaikan dengan lancar oleh beliau mengenai besarnya cinta kasih sejati yang diberikan isteri tercinta, disaat ibu Ainun sudah berada kemapanan hidup sebagai seorang asisten dokter ia mundur karena mengikuti beliau yang masih melanjutkan sekolah di Jerman, pada waktu itu pak Habibie hanya melakukan pekerjaan sekolah dengan kehidupan yang kurang finansial dan hanya bisa berpasrahkan, dirumah ibu Ainun tidak mempunyai pembantu untuk mengurus rumahtangga dan anaknya, semua ia kerjakan sendiri.

Dari penyampaian Pak Habibie, menurut saya tergambar dari kerendahan hati beliau yang selalu meninggikan peran isteri beliau, bukan berapa besar yang beliau berikan, walaupun secara tidak langsung beliau nyatakan semua apa yang dilakukan adalah untuk memberikan kebahagiaan isteri yang sangat beliau cintai, beliau belajar dan bekerja keras untuk dapat memberikan yang terbaik bagi kehidupan ibu Ainun dan keluarga beliau, dengan kerja keras dan ketekunan belajar sekitar 10 tahun dari kelulusan beliau memperoleh gelar Doktor telah dapat membelikan ibu Ainun suatu rumah dengan pekarangan luas.

Saya teringat akan beberapa tulisan tentang Bapak Habibie bahwa beliau setelah mendapat gelar Diploma Ing, di Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) beliau pertama kali bekerja di sebuah industri kereta api di Jerman, dengan menciptakan suatu teknologi baru yang digunakan pada industri di Jerman, sambil tetap melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar Doktor di bidang teknologi pesawat, disaat itulah beliau merasakan betapa besar kontribusi dan dorongan Ibu Ainun, isteri yang selalu penuh kecintaan kepada beliau, terhadap keberhasilan seorang Habibie yang telah dapat menghasilkan karya-karya teknologi canggih saat itu, bahkan karya beliau banyak dipakai dan dimanfaatkan untuk peningkatan teknologi industri dirgantara di Negara Jerman dan telah diakui oleh dunia internasional.

Pada acara malam itu, Pak Habibie juga mengutarakan dengan jujur bahwa dalam kehidupan beliau juga terjadi godaan dalam cinta kasih beliau, namun bagi beliau semuanya adalah merupakan cobaan terhadap bagaimana mensyukuri nikmat Allah, sehingga adanya gangguan terhadap cinta kasih sejati beliau tersebut merupakan tanda untuk naik kelas ke derajat kehidupan yang lebih tinggi, sehingga bila mampu mengatasi akan menjadi naik kelas menjadi manusia yang bahagia dengan mensyukuri nikmat Tuhan.

Penyampaian kehidupan yang transparan tersebut , tergambar betapa pasangan pak Habibie dan ibu Ainun telah memberikan suatu contoh ketauladanan terhadap kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, beliau telah dapat melakukan banyak kebaikan bagi orang lain, beliau selalu mendasari setiap pekerjaannya dengan kekuatan cinta (kasih) sejati. Dalam hati saya bersyukur bahwa bangsa indonesia mempunyai seorang tokoh yang rela memberikan  lebih banyak dari pada yang diterimanya, beliau selalu mencintai segala apa yang telah menjadi amanahnya dan mensyukuri dari apa yang telah diterimanya, sehingga terasa ringan dalam melakukan amanah beliau menjadi suatu manfaat bagi orang lain.

Mario Teguh memberikan point terhadap penjelasan beliau tentang cinta (kasih) sejati, bahwa cinta itu yang menggugah perubahan yang baik, bahwa cinta sejati adalah berapa besar kita mecintai atau memberi kepada pasangan kita (GIFT) bukan berapa besar kita berharap ia mencintai kita, Tanpa Cinta tidak akan ada syurga di dunia.

Akhirnya saya menjadi maklum bagaimana sebuah Film yang menceritakan perjalanan hidup pasangan Habibie dan Ainun merupakan film yang banyak ditonton masyarakat yang ingin tahu perjalanan hidup beliau. Hasilnya adalah fantastis, dalam waktu hanya 2 minggu sejak film perdananya diputar telah ditonton oleh sekitar 2 juta orang. 

Tokoh Habibie yang diperankan oleh aktor Reza Rahadian, sedangkan Ainun oleh Bunga Citra Lestari telah memainkan perannya dengan apik yang seolah telah membawa kedalam kehidupan sebenarnya dari Bapak dan Ibu tokoh bangsa Indonesia sebagaimana yang tertulis dalam buku Habibie dan Ainun.

Terimakasih pak Habibie dan ibu Ainun, sejarah telah mencatat perjuangan tokoh bangsa yang telah membuka mata dan hati putra-putri bangsa ini dengan memberikan suatu pendidikan dan pelajaran agar senantiasa dapat menciptakan suatu keharmonisan, kebahagiaan dan kepedulian terhadap kehidupan sehari-hari dengan dilandasi Cinta Kasih sejati yang disertai rasa syukur terhadap karunia Illahi. 

Dengan bercermin dari perjalanan kehidupan tersebut diharapkan dapat tercipta generasi yang mempunyai karakter mulia melalui Cinta Kasih sejati.

Teriring doa, semoga ibu Ainun senantiasa terlimpahkan rahmat dan hidayah Allah Yang Maha Kuasa di alam kuburnya, Amin. Terimakasih pak Habibie.


WiNanda-050213
Bahan Tulisan dan Foto dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar