MASJID AGUNG DARUNNAJAH PUTUSSIBAU.
Perjalanan
ke Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu tidaklah disiakan penulis untuk melihat
keindahan bangunan Masjid yang berada di kota Putussibau.
Keberadaan
masyarakat muslim yang berdampingan dengan masyarakat dayak dan non muslim di
kota Putussibau berjalan sesuai harmonisasi alam yang saling menghormati dalam
kehidupan keseharian.
Sejarah
panjang keberadaan masyarakat muslim sebagaimana yang penulis dapatkan dari
beberapa sumber dan artikel bebas, adalah dimulai dari keberadaan beberapa
etnis Dayak yang merupakan penduduk asli Pulau Kalimantan, etnis Dayak Kantu’
dan Dayak Taman yang banyak mendiami kota Putussibau, pada awalnya mereka merupakan
imigran antar wilayah di Kalimantan Barat.
Suku Dayak Kantu’ yang berasal dari
wilayah Kabupaten Sanggau banyak mendiami selatan dari Kota Putussibau,
sedangkan suku Dayak Taman menetap di daerah hilir Teluk Barat dan Suku Dayak
Kayan menetap didaerah sekitar Kedamin, dari perjalanan waktu Suku Dayak Taman
dan Suku Dayak Tayan inilah yang banyak memeluk Agama Islam, sejak saat itulah
mulai banyak didirikan tempat ibadah muslim seperti surau dan masjid.
Perkembangan
kehidupan masyarakat kota Putussibau yang mulai membangun Masjid dapat dilihat
dari berdirinya beberapa masjid yang sekarang sebagian masih membunyai bentuk
bangunan asal, namun sebagian sudah mengalami beberapa renovasi seperti yang
penulis lihat.
MASJID AGUNG
DARUNNAJAH PUTUSSIBAU.
Merupakan
masjid yang terletak tepat dipusat kota Putussibau, maka sudah selayaknya menjadi
kebanggaan dari masyarakat muslim didaerah tersebut, Masjid yang cukup megah
kala itu dengan bangunan yang terdiri dari tempat ibadah disertai pintu gerbang
menghadap jalam Kom. Yos Sudarso yang disertai ornamen gapura berciri khas
bangunan Melayu didirikan pada awal periode Bapak H. M. Djapari sebagai Bupati Kapuas Hulu (1985-1995), beliau
adalah seorang putra Nanga Pinoh yang wafat pada tanggal 10 November 2014 yang
lalu. Semoga Allah Yang Maha Rahman melipatgandakan amal beliau, Amiin...
Perkembangan
dan pertambahan jumlah penduduk kota Putussibau berdampak pula dengan semakin
banyaknya masyarakat muslim yang melaksanakan ibadah shalatnya, terlebih lagi
saat melaksanakan ibadah shalat Jum’at. Masjid yang semula hanya menampung
sekitar 500 orang sudah tidak lagi dapat menampung jamaah yang semakin
meningkat jumlahnya, maka Pengurus Masjid yang diketuai oleh Bapak H. Abang M. Natsir yang juga
merupakan Bupati Kapuas Hulu telah mencanangkan renovasi sekaligus perluasan
areal Masjid.
“Masjid
saat ini akan diperluas tempat melakukan ibadah sholat dan InsyaAllah setelah
selesai akan dapat menampung sekitar 5000 jamaah terutama pada saat shalat
Jum’at” demikian dikatakan Bapak Muhammad
Sukri yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten
Kapuas Hulu disaat memberikan penjelasan kepada penulis sekaligus menunjukan
perluasan masjid yang sedang dikerjakan oleh kontraktor, baik itu penambahan selter
maupun bangunan inti yang akan diperluas lagi, demikian disampaikan beliau.
Sore itu
memang sengaja penulis berkunjung dan shalat Ashar ke Masjid Agung Darunnajah
yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Hotel sanjaya tempat penulis menginap,
namun tidak disangka saat penulis mencoba mengambil beberapa gambar terkait
bangunan Masjid yang sedang direnovasi dan diperluas bertemu dengan Bapak Muhammad Sukri Sekda Kabupaten
Kapuas Hulu.
Pertemuan
secara tidak terduga ini digunakan penulis untuk berbincang sejenak kepada
beliau terkait kondisi kota Putussibau dan juga tentunya bertanya program
pembangunan Masjid megah yang sedang dalam tahap perluasan dan salah satu yang menjadi
kebanggaan masyarakat kota Putussibau.
Penulis
secara terus terang mengatakan penghargaan kepada Bapak Muhammad Sukri saat beliau menjelaskan mengenai pembangunan
Masjid Agung Darunnajah saat itu, karena bagi penulis baru menemukan seorang
Pejabat Pemda setingkat Sekda mau berbincang bahkan menjelaskan secara rinci
terkait suatu pembangunan tempat ibadah, sedangkan beliau tidak mengenal siapa
yang diajak berbincang. Itulah keramahan lain yang diperoleh penulis saat
berkunjung ke Kota Putussibau.
Setelah
berbincang dan beliau menjelaskan secara rinci kondisi pembangunan Masjid
Darunnajah, maka disela perbincangan penulis mengenalkan diri sekaligus
melaporkan secara singkat terkait perjalanan singkat penulis bersama rekan ( Widya
Sananda dan R. Hariyadi ) ke Kabupaten Kapuas Hulu. Saat berpisah penulis hanya
dapat mengucap syukur kehadirat Illahi Rabbii atas dipertemukannya dengan Bapak
Sekda Kabupaten Kapuas Hulu yang sederhana dan sangat ramah, “Terimakasih Bapak
Sekda atas pertemuan ini... Assalamu ‘Alaikum WarahmatUllahi wa Barakatuh.”
dikatakan penulis saat akan berpisah dengan menjabat tangan beliau.
Malam
harinya saat melaksanakan shalat Isya, penulis merasakan keagungan dan
kemegahan Masjid Agung Darunnajah, cahaya lampu yang memantul pada dinding
marmer pada bangunan Masjid laksana kerlipan bintang dilangit, terlebih lagi
mendengarkan imam shalat Isya melantunkan suratul Fathihah dengan jelas dan
sesuai sanadnya, kemerduan lantunan ayat Al-Qur’an tersebut membuat keharuan
tersendiri bagi penulis, karena bagi penulis apabila shalat berjamaah maka
kewajiban Imam untuk melantunkan suratul fathihah dengan jelas, baik dan benar,
sehingga makna dari surat tersebut menjadi jelas maka insyaAllah shalat yang
dilakukan dan jamaah seluruhnya akan memperoleh ridho dan maghfirah dari Allah
Azza wa Jalla.
Setelah
shalat isya, penulis berkesempatan berbincang sejenak dengan Imam shalat isya
kala itu seorang ustadz muda bernama H. Mawar Susardi dan pengurus Masjid Ustadz Ruju Setiawan,
keduanya menjelaskan juga terkait pembangunan Masjid Agung Darunnajah yang berukuran dalam 50 x 50 meter2, mulai
saat didirikannya masjid lama sampai berjalannya pembangunan sekarang ini,
dimana perluasan lahan masjid telah menggusurkan satu bangunan sekolah SPG yang
dipindahkan agar area Masjid menjadi luas dan terbebas dari bangunan lainnya.
Masjid Agung
Darunnajah merupakan masjid utama di Kota Putussibau, keberadaan masjid
digunakan pula untuk berbagai kegiatan ibadah, terutama pada bulan suci
Ramadhan selain digunakan untuk kegiatan ibadah tetap seperti shalat tarawih
yang jamaahnya selalu membludak bahkan sampai keluar areal masjid, maka
tidaklah heran bila Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu berniat meningkatkan
kapasitas jamaah yang dapat ditampung dalam areal masjid sehingga perluasan
masjid perlu segera diselesaikan.
Kegiatan
masjid nantinya juga akan diisi berbagai pelatihan ibadah bagi masyarakat
sekitar kota Putussibau, adanya pelaksanaan pesantren kilat bagi siswa sekolah
dibulan suci Ramadhan, dan juga direncanakan adanya Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPA) yang akan dibangun setelah selesainya bangunan utama masjid, sehingga
masyarakat dapat menimba ilmu agama secara baik dan teratur dikarenakan
mempunyai tempat yang memadai, demikian disampaikan pengurus masjid kepada
penulis. Inilah cermin keramahan dari masyarakat Putussibau.
”Barangsiapa yang
membangun sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan
membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wied-Sand-Des2014
*dikutip sebagian dari berbagai sumber.
kami menawarkan produk kerajinan tembaga/kuningan..ins/exs...untuk accesories masjid seperti kubah tembaga-lampu tembaga-kaligrafi-pintu nabawi-dll,melayani sesuai pesanan hub web kami di www.kerajinantembaga-kuningan.com telp 0276323457-08122637892
BalasHapusterima kasih semoga bermanfaat dan barokah
BalasHapus