Senin, 04 Februari 2013

KARUNIA, ZAKAT PEMBUKA REZEKI

ZAKAT SEBAGAI PELITA KEHIDUPAN


Melihat betapa sekarang banyak pemimpin atau pejabat pemerintah yang terkena dengan kasus baik perselingkuhan maupun korupsi, maka saya teringat terhadap seorang Bapak yang saya temui beberapa waktu yang lalu, ketika saya mengikuti sholat dzuhur berjamaah disalah satu mushola instansi pemerintah, ia seorang laki-laki (Bapak 2) mengisahkan tentang sahabatnya yang sekarang sudah menduduki jabatan disuatu instansi, ia bercerita mengenai betapa hebatnya zakat dapat merubah nasib seseorang, iapun menceritakan dengan seksama perbincangannya dengan sahabatnya:

Bapak 1:  Wahai Bapak, ada pertanyaan yang ingin saya utarakan berkaitan kehidupan Bapak, saya melihat Bapak telah banyak melakukan perbaikan terhadap kantor Bapak dan Bapak juga kenal dekat dengan pimpinan Bapak, tapi kenapa Bapak masih belum mendapatkan posisi yang sesuai dengan hasil kerja Bapak.?.

Bapak 2:   AlhamdulIllah, Bapak bertanya kepada saya ditempat yang mulia ini (Mushola.red.). Saya melakukan semua karena tanggungjawab terutama kepada orang yang mempercayai saya pada posisi ini, disamping itu saya senang dengan pekerjaan saya, dan InsyaAllah bagi saya semua adalah karunia Allah dan saya berharap atas ridhoNya.

Bapak 1:   Tapi Pak, saya melihat beberapa teman Bapak sudah menduduki posisi yang baik, sedangkan saya tahu ia tidak terlalu bekerja keras, bahkan ada yang saya anggap hanya sekedar mengerjakan tugas bahkan lebih sering meninggalkan ruangannya.

Bapak 2:   Pak. Kadangkala kita bisa menilai seseorang dengan apa yang kita lihat, tapi bagi seorang pemimpin mereka juga mempunyai penilaian tersendiri terhadap rekan Bapak yang telah memperoleh kepercayaan. Allah Maha Mengetahui apa yang terjadi dan juga saya yakini mereka memperoleh kepercayaan bukan secara kebetulan tetapi prestasi yang dapat dinilai dan dipertanggungjawabkan oleh pimpinan.

Sesaat keduanya terdiam, merenungi makna pembicaraan mereka.

Bapak 1:    Bapak.. Saya mau bertanya, bagaimana dengan saya, saya sudah melakukan semua apa yang diperintahkan dengan baik. Bahkan Pimpinan saya sudah menyatakan bahwa saya sudah memenuhi syarat untuk memperoleh suatu pangkat yang lebih tinggi, serta beberapa teman saya sudah memperoleh jabatan, tetapi sampai saat ini semuanya belum terjadi, apa yang kurang pada saya..?

Bapak 2:   Pak.. semua orang bisa mengatakan bahwa mereka telah memberikan yang terbaik, tapi belum tentu orang lain akan menilai yang sama, maka sebagai orang yang beriman kita juga harus meyakini Allah Maha Penyayang terhadap makhluknya, kalau saya perhatikan bapak sudah memenuhi semuanya dan InsyaAllah kepercayan terhadap bapak akan datang pada waktunya.

Bapak 1:   Tapi kapan pak. Sedangkan usia saya semakin bertambah. Doa sudah saya panjatkan keharibaanNya, sholat saya laksanakan termasuk 2/3 malam dan 1/3 siang, Al-Qur’an selalu saya buka dan baca. Apakah Allah masih mencoba saya dengan kesabaran...?.

Bapak 2:    Pak.. Allah tidaklah memberikan suatu beban kepada hambaNy dengan beban yang tidak mampu ia lakukan. Tetapi ada sesuatu yang saya ingat mengenai terbukanya rezeki seseorang, kalau boleh saya tanyakan, kapan terakhir bapak melaksanakan 2,5 % zakat dari harta bapak..

Bapak 1:  Ya Allah.. Bapak telah mengingatkan saya, memang sudah beberapa lama saya kurang memperhatikan hal tersebut, Terimakasih Pak.

Bapak 2:  Pak.. laksanakanlah segera, InsyaAllah saya turut doakan bapak agar Bapak dapat memperoleh apa yang dinginkan disertai ridhoNya, dan saya doakan juga karunia yang Bapak terima nantinya akan dapat memberi kebahagiaan keluarga Bapak, Amin.

Beberapa bulan kemudian..

Bapak 1:  Pak.. Terimakasih telah mengingatkan dan saya saat ini telah mendapat kepercayan pada suatu jabatan, mohon doa pak agar saya tetap bisa amanah.

Bapak 2:   AlhamdulIllah, Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik kepada Bapak dan keluarga, Amin.

Demikianlah sekelumit pembicaraan kisah nyata, yang disampaikan sahabat saya mengenai betapa besarnya peran keyakinan seseorang terhadap ajaran agamanya sehingga dapat menjadikan pelita di kehidupannya, walau seseorang sudah menilai dirinya sendiri tetapi belum tentu penilaiannya akan sama dengan orang lain.

Inti yang dapat saya simpulkan bahwa, mengenai jabatan adalah merupakan kepercayaan seorang pimpinan untuk menetapkan staf atau kedudukan dalam jabatan melalui suatu penilaian terhadap hasil kerja bukan berdasarkan kebetulan atau nasib. Namun apapun yang dipilih dan ditetapkan pimpinan akan menjadi tanggungjawabnya dunia dan akhirat.

Dengan keyakinan kepada kekuasaan Allah Yang Maha Penyayang dan menjalankan perintahNya, maka rezeki dan derajat seseorang insyaAllah akan dapat diberikan kepada hambaNya, disertai ridhoNya sehingga akan dapat memberikan ketenangan dan kebahagian seseorang dalam menjalani kehidupannya. Melalui Amal atau Zakat, Sedekah atau Infak dapat menjadikan sesuatu yang terhalang dapat terbuka lebar. InyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar