ZAKAT SEBAGAI PELITA KEHIDUPAN
Melihat betapa sekarang banyak pemimpin atau pejabat pemerintah yang
terkena dengan kasus baik perselingkuhan maupun korupsi, maka saya teringat
terhadap seorang Bapak yang saya temui beberapa waktu yang lalu, ketika saya
mengikuti sholat dzuhur berjamaah disalah satu mushola instansi pemerintah, ia seorang
laki-laki (Bapak 2) mengisahkan tentang sahabatnya yang sekarang sudah
menduduki jabatan disuatu instansi, ia bercerita mengenai betapa hebatnya zakat
dapat merubah nasib seseorang, iapun menceritakan dengan seksama perbincangannya
dengan sahabatnya:
Bapak 1: Wahai Bapak, ada
pertanyaan yang ingin saya utarakan berkaitan kehidupan Bapak, saya melihat
Bapak telah banyak melakukan perbaikan terhadap kantor Bapak dan Bapak juga kenal
dekat dengan pimpinan Bapak, tapi kenapa Bapak masih belum mendapatkan posisi
yang sesuai dengan hasil kerja Bapak.?.
Bapak 2: AlhamdulIllah, Bapak
bertanya kepada saya ditempat yang mulia ini (Mushola.red.). Saya melakukan
semua karena tanggungjawab terutama kepada orang yang mempercayai saya pada
posisi ini, disamping itu saya senang dengan pekerjaan saya, dan InsyaAllah bagi
saya semua adalah karunia Allah dan saya berharap atas ridhoNya.
Bapak 1: Tapi Pak, saya melihat
beberapa teman Bapak sudah menduduki posisi yang baik, sedangkan saya tahu ia
tidak terlalu bekerja keras, bahkan ada yang saya anggap hanya sekedar
mengerjakan tugas bahkan lebih sering meninggalkan ruangannya.
Bapak 2: Pak. Kadangkala kita bisa
menilai seseorang dengan apa yang kita lihat, tapi bagi seorang pemimpin mereka
juga mempunyai penilaian tersendiri terhadap rekan Bapak yang telah memperoleh
kepercayaan. Allah Maha Mengetahui apa yang terjadi dan juga saya yakini mereka
memperoleh kepercayaan bukan secara kebetulan tetapi prestasi yang dapat
dinilai dan dipertanggungjawabkan oleh pimpinan.
Sesaat keduanya terdiam, merenungi makna pembicaraan mereka.
Bapak 1: Bapak.. Saya mau bertanya,
bagaimana dengan saya, saya sudah melakukan semua apa yang diperintahkan dengan
baik. Bahkan Pimpinan saya sudah menyatakan bahwa saya sudah memenuhi syarat
untuk memperoleh suatu pangkat yang lebih tinggi, serta beberapa teman saya
sudah memperoleh jabatan, tetapi sampai saat ini semuanya belum terjadi, apa
yang kurang pada saya..?
Bapak 2: Pak.. semua orang bisa
mengatakan bahwa mereka telah memberikan yang terbaik, tapi belum tentu orang
lain akan menilai yang sama, maka sebagai orang yang beriman kita juga harus
meyakini Allah Maha Penyayang terhadap makhluknya, kalau saya perhatikan bapak
sudah memenuhi semuanya dan InsyaAllah kepercayan terhadap bapak akan datang
pada waktunya.
Bapak 1: Tapi kapan pak. Sedangkan
usia saya semakin bertambah. Doa sudah saya panjatkan keharibaanNya, sholat
saya laksanakan termasuk 2/3 malam dan 1/3 siang, Al-Qur’an selalu saya buka
dan baca. Apakah Allah masih mencoba saya dengan kesabaran...?.
Bapak 2: Pak.. Allah tidaklah
memberikan suatu beban kepada hambaNy dengan beban yang tidak mampu ia lakukan.
Tetapi ada sesuatu yang saya ingat mengenai terbukanya rezeki seseorang, kalau
boleh saya tanyakan, kapan terakhir bapak melaksanakan 2,5 % zakat dari harta
bapak..
Bapak 1: Ya Allah.. Bapak telah
mengingatkan saya, memang sudah beberapa lama saya kurang memperhatikan hal
tersebut, Terimakasih Pak.
Bapak 2: Pak.. laksanakanlah
segera, InsyaAllah saya turut doakan bapak agar Bapak dapat memperoleh apa yang
dinginkan disertai ridhoNya, dan saya doakan juga karunia yang Bapak terima
nantinya akan dapat memberi kebahagiaan keluarga Bapak, Amin.
Beberapa bulan kemudian..
Bapak 1: Pak.. Terimakasih telah
mengingatkan dan saya saat ini telah mendapat kepercayan pada suatu jabatan,
mohon doa pak agar saya tetap bisa amanah.
Bapak 2: AlhamdulIllah, Semoga
Allah selalu memberikan yang terbaik kepada Bapak dan keluarga, Amin.
Demikianlah sekelumit pembicaraan kisah nyata, yang disampaikan sahabat
saya mengenai betapa besarnya peran keyakinan seseorang terhadap ajaran agamanya
sehingga dapat menjadikan pelita di kehidupannya, walau seseorang sudah menilai
dirinya sendiri tetapi belum tentu penilaiannya akan sama dengan orang lain.
Inti yang dapat saya simpulkan bahwa, mengenai jabatan adalah merupakan kepercayaan
seorang pimpinan untuk menetapkan staf atau kedudukan dalam jabatan melalui
suatu penilaian terhadap hasil kerja bukan berdasarkan kebetulan atau nasib.
Namun apapun yang dipilih dan ditetapkan pimpinan akan menjadi tanggungjawabnya
dunia dan akhirat.
Dengan keyakinan kepada kekuasaan Allah Yang Maha Penyayang dan menjalankan
perintahNya, maka rezeki dan derajat seseorang insyaAllah akan dapat diberikan
kepada hambaNya, disertai ridhoNya sehingga akan dapat memberikan ketenangan
dan kebahagian seseorang dalam menjalani kehidupannya. Melalui Amal atau Zakat,
Sedekah atau Infak dapat menjadikan sesuatu yang terhalang dapat terbuka lebar.
InyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar