Senin, 04 Februari 2013

PUTRI INDONESIA 2013

"perubahan tetap terjadi didalam kehidupan namun yang penting adalah bagaimana kita menyikapi perubahan itu untuk menjadi lebih baik" putri Indonesia 2013*****



Minggu 3 Februari 2013, ditengah kesendirian saya dan ditemani hujan yang rintik di kota pontianak, karena “kawan seperjuangan” saya sedang mengikuti acara “Mancing Mania” di Mempawah, saya kurang suka dengan hobby yang satu ini, pikir saya kenapa untuk menyantap ikan seekor saja harus seharian menunggunya, dan juga saya kasihan pada ikan yang terkena pancingnya pasti mulut manisnya bisa mengalami perubahan sedikit atau lebar sobeknya kena mata pancing, tapi kata orang sih hobby orang lain-lain dan saya harus hormati apalagi yang punya hobby itu “teman perjuangan” saya.


Diantara sepi itu, secara tidak sengaja saya menonton acara Finalis Putri Indonesia 2013 yang disiarkan oleh Indosiar, saya kagum dengan seluruh finalis selain cantik sudah pasti memiliki intelegensi yang baik, sehingga saya juga memaklumi bila Tim Juri kewalahan untuk memilih satu diantara wanita-wanita cantik dan pintar ini. Namun dalam ajang ini tetap harus dipilih seorang untuk menjadi Putri Indonesia, sehingga untuk mengusir kesepian saya mencoba ikutan melakukan analisis sendiri menilai wanita-wanita cantik itu.

Pada saat finalis terdiri dari 10 orang, saya sepertinya sudah mulai memberikan penilaian sendiri terhadap putri dari Sumatera Barat (Sumbar), bukan karena orangtua saya berasal dari tempat yang sama, tetapi karena saat ia maju menjawab pertanyaan mengenai Sejarah (Bangunan Bersejarah), dan saya kagum dengan jawabannya yaitu jangan melupakan sejarah ditengah pertumbuhan modernisasi, terlebih lagi sebelum ia menjawab Presenter meminta ia berbicara dalam bahasa Jerman, yang sudah pasti lancar, dan juga disebutkan bahwa ia pernah menjadi juara lomba baca Al-Qur’an.

Dalam hati saya hebat putri Sumbar ini, karena jarang peserta finalis Putri Indonesia yang pernah menjuarai lomba baca Al-Qur’an (MTQ), tapi dalam hati saya juga bertanya mampukah ia mempertahankan dirinya sebagai seorang putri dengan makna kehidupan yang terkandung dalam Al-Qur’an. Menurut saya biarlah perjalanan waktu yang menentukan, walau bagaimanapun saya sudah terlanjur kagum dengan keanggunan dan kemampuan yang dimiliki putri Sumbar ini.

Saya lanjutkan menonton ajang finalis yang terdiri dari 3 orang putri, yang salah satunya sudah pasti putri Sumbar itu. Disela acara presenter sempat menanyakan kepada beberapa peserta finalis dibelakang layar siapa menurut mereka dari ketiga putri itu yang menjadi favorit mereka, wanita-wanita cantik itu spontan memberikan pilihan mereka tentang ketiga putri yang mewakili Bali, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.

Hebatnya, tidak ada satupun yang menyebutkan nama putri Sumbar ini, mereka lebih memilih putri dari Bali dan Sumatera Selatan.


Disaat sesi terakhir dimana presenter memberikan pertanyaan kepada ketiga finalis putri itu mengenai perubahan dalam kehidupan manusia ada dan tidaknya, maka saya coba konsentrasikan telinga saya, karena tertarik terhadap pertanyaan tersebut yang merupakan suatu elemen dalam manajemen kehidupan manusia, dan sependengaran saya para finalis menjawab pertanyaan tersebut secara berbeda sesuai sudut pandang mereka tentang perubahan.


Cok Istri Krisnanda Widani (Putri Bali), memberikan jawaban antara lain kasih sayang kepada orangtua yang tidak pernah berubah. Ini jawaban yang bagus dan saya sependapat apabila, anak yang berbakti pasti tidak akan berubah kasih sayang kepada orangtua, namun saat ini sering mendengar bahwa beberapa kali terjadi seorang anak sudah tidak lagi menghormati orangtuanya, sehingga apa yang dinyatakan masih terdapat beberapa peristiwa yang menyebabkan perubahan terhadap kasih sayang anak kepada orangtuanya.

Marisa Santika Baladewi (Sumatera Selatan), memberikan jawaban mengenai kejujuran, bahwa kejujuran harus tidak boleh berubah sebagaimana bangsa yang berbudaya. Ini juga jawaban yang baik dan saya sependapat dengan hal tersebut karena budaya kejujuran adalah budaya yang diturunkan oleh orangtua yang baik dengan harapan kelak anaknya menjadi orang yang jujur, namun melihat kondisi sekarang ini kejujuran adalah hal yang sangat sulit didapat, walaupun ada adalah merupakan cerminan ketakwaan seseorang bahwa berbuat baik akan memperoleh pahala diakhirat nanti.

Terakhir Whulandary (Sumatera Barat), menjawab mengenai perubahan yang dikatakannya bahwa perubahan tetap terjadi didalam kehidupan namun yang penting adalah bagaimana kita menyikapi perubahan itu untuk menjadi lebih baik. Ini jawaban yang masuk akal bagi saya dan saya sependapat dengan jawaban Putri Minangkabau ini, karena secara tidak langsung menunjukan kemampuan nalarnya dan betapa ia mengakui tidaklah mungkin dalam kehidupan ini tidak mungkin tidak mengalami perubahan, karena sesuatu kehidupan pasti mengalami perubahan positif maupun negatif, tetapi yang diinginkan adalah sesuatu perubahan yang lebih baik.

Dari ketiga kontestan tersebut, jelas saya akan memilih wakil Sumatera Barat terhadap jawabannya pada pertanyaan Tim Juri di sesi terakhir, ini menunjukkan betapa ia mampu untuk menguraikan suatu jawaban seketika yang penuh dengan filosofi kehidupan, ia telah memberikan suatu jawaban yang mampu dicerna pada kehidupan saat ini yaitu tidak ada yang tidak mengalami perubahan, hal ini juga yang menjadi penilaian juri malam itu sehingga Whulandary wakil Sumbar berhak menjadi Putri Indonesia 2013. Selamat semoga Putri Indonesia 2013 akan selalu dapat melakukan perubahan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar