SOSIALISASI PMK 127/2013 DAN TARAWIH DI KANWIL DJKN KALBAR
Beberapa hari yang
lalu tepatnya kamis, 18 Juli 2013, hari ke sembilan bulan ramadhan 1434
Hijriah, Seluruh jajaran Kanwil DJKN Kalimantan Barat (Kalbar), melaksanakan
acara Sosialisasi yang sekaligus melakukan kegiatan buka puasa bersama yang
dilanjutkan sholat taraweh. Kejadian ini patut saya tulis dalam blog ini karena
kegiatan seperti ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Gedung Kanwil
DJKN Kalimantan Barat yang beberapa waktu tepatnya Selasa, 23 April 2013 diresmikan
oleh Bapak Hadiyanto Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
Acara buka puasa dan
sholat tarawih hari kamis itu adalah merupakan ide Bapak Anugrah Komara selaku
Kakanwil DJKN Kalbar, sebagai sarana ibadah sekaligus silaturahim keluarga besar
DJKN Kalbar, kata beliau di sela-sela rapat berkaitan dengan acara presentasi
pejabat yang telah melakukan pendidikan peningkatan mutu SDM beberapa waktu
yang lalu.
Pada awalnya acara
hari kamis adalah presentasi terkait sosialisasi Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 127/KMK.01/2013 tentang Program Budaya di Kementerian Keuangan yang
disampaikan Bapak Sugeng Aprito Lestariadi Kabid Kepatuhan Internal, Hukum dan
Informasi Kanwil DJKN Kalbar. Sesi kedua merupakan presentasi terkait Manajemen
Risiko disampaikan oleh Ibu Lucy C. Sinaga beserta stafnya.
Sepertinya
sosialisasi ini penting bagi peningkatan kinerja kantor sehingga peserta dapat
bertahan dari jam 1 siang sampai sore, maklum pelaksanannya bertepatan bulan
Ramadhan kemungkinan sepi bisa terjadi, tetapi sepertinya tidak bagi staf
Kanwil DJKN Kalbar, mereka antusias mendengar sampai akhir acara, karena juga
akan dilanjutkan dengan acara berbuka puasa bersama bagi yang menjalankannya
dan sekaligus melaksanakan sholat tarawih bersama (“atau mungkin ini merupakan suatu
daya tarik antusias peserta”).
Acara kegiatan
dihadiri oleh pejabat dan staf dilingkungan Kanwil DJKN Kalbar termasuk KPKNL
Pontianak dan KPKNL Singkawang. Menjelang pukul 17.30 pak Anugrah Komara selaku
Kakanwil memberikan arahan pentingnya Program Budaya di Kementerian Keuangan agar
dapat dilaksanakan di lingkungan Kanwil DJKN Kalbar, secara serentak dan
dimulai pelaksanaannya dengan prioritas yang utama dalam memberikan pelayanan
sekaligus peningkatan kinerja kantor.
Tak terasa adzan
maghrib berkumandang.... peserta sosialisasi yang beragama Islam berbuka puasa
bersama dengan yang tidak berpuasa, itulah salah satu keindahan silaturahim
bulan Ramadhan. Satu persatu hidangan mulai berkurang dari meja besar maklum
telah disantap peserta sosialisasi.
Selagi beberapa staf
asyik menikmati manisnya kolak.. terdengar adzan memanggil untuk sholat maghrib
bersama, suara merdu yang membuat peserta segera masuk ke aula yang semula
tempat acara sosialisasi telah berubah menjadi tempat sholat berjamaah.
Awalnya dikira yang
menyeru adzan adalah staf Kanwil tetapi ternyata adalah suara merdu dari pak
Samsudin Kepala KPKNL Pontianak... duh terharunya melihat beliau begitu fasih
mengumandangkan adzan dan iqomah sebagai
tanda dimulainya sholat maghrib yang diimami oleh pak Nanda sapaan akrab pak
Widya Sananda Kepala Bidang Lelang Kanwil DJKN Kalbar.
Setelah maghrib
pesertapun makan malam bersama, disaat itulah penulis melihat ada sesuatu yang
berbeda dalam acara hari ini, di sela waktu menunggu isya dan tarawih
terjadilah perbincangan rohani di lobby lantai III Kanwil, karena seperti biasa
pak Samsudin Kepala KPKNL Pontianak yang duduk berdampingan dengan pak Anugrah
memulai perbincangan diskusi mengenai sholat tarawih dan lainnya, yang tampak
berbeda adalah adanya pak Ismu Bintoro Kabid PKN dan pak Sugeng Kabid KI dan HI
yang non muslim turut mendengarkan dengan sesekali tersenyum melihat diskusi
rohani tersebut.
“Saya mau dengar
pendapat bapak-bapak terkait sholat tarawih, sebenarnya berapa rakaat yang
sebaiknya dilakukan...” entah bertanya atau menguji kemampuan rekan-rekan
mengenai pemahaman shalat taraweh atau sekedar pengisi pembicaraan, tapi itulah
gaya pak Samsudin yang selalu terbuka dalam mengutarakan sesuatu dan juga untuk
memulai sesuatu diskusi yang dapat menarik minat pendengarnya.
“Dua rakaat-dua rakaat pak” jawab pak Jarwo Kepala KPKNL Singkawang dengan semangat.
“Alasannya bahwa
shalat sunnah biasanya dilakukan masing-masing 2 rakaat”lanjut beliau yang
diamini oleh beberapa orang termasuk pak Sarifudin Salya dan juga Rohadi yang duduk
diapit pak Ismu dan pak Sugeng yang selalu tersenyum.
“Rakaatnya 20
tarawih dan 3 rakaat witir, seperti di Makkah pak...” seru peserta lainnya
menambahkan diskusi yang dilontarkan pak Samsudin.
“Bisa empat rakaat
dan witir langsung tiga pak, jumlahnya 11 rakaat termasuk witir..” jawab pak
Basri Kepala Seksi PKN I Kanwil DJKN Kalbar.
Dalam hati saya
mungkin karena tadi waktu sholat subuh di Masjid Mujahidin bertemu saya yang
bermakmum bersebelahan dan malam sebelumnya sholat tarawih dan witir disana dilaksanakan
11 rakaat.
“Pak sepertinya kita
akan punya banyak da’i di Kanwil..”kata saya berbisik kepada pak Kanwil yang
duduk didekat saya, beliau hanya tersenyum melihat semangat para pejabat di
lingkungan Kanwil DJKN kalbar berdiskusi rohani, sepertinya menandakan betapa
seriusnya mereka melaksanakan ibadah ramadhan.
“Sholat tarawih itu
sunnah atau wajib di bulan Ramadhan...” diskusi baru lagi dilontarkan pak
Samsudin, memang beliau piawai dalam hal melontarkan suatu ide pertanyaan,
itulah kehebatan “pak haji” sebutan yang kadangkala diberikan kepada pak
Samsudin, maklum beliau pernah berkunjung ke Makkah.
“sunnah tapi wajib
pak...”jawaban peserta diskusi kepada pak Samsudin.
“maksudnya sunnah
tapi wajib itu seperti apa sih...”kata pak Samsudin dengan senyum khasnya.
“sunnah yaitu
dikerjakan berpahala dan ditinggalkan tidak apa-apa tapi kalau tarawih selama
bulan Ramadhan bisa jadi wajib untuk melengkapi ibadah puasa dan
sholatnya..”kata peserta lainnya.
Dalam hati saya
mungkin maksudnya adalah sunnah mu’akad yaitu kegiatan yang sunnah tetapi
mendekati wajib, dan pahalanya bisa dipersamakan dengan yang wajib dilaksanakan
oleh umat muslim, karena sebagian besar ulama menyatakan bahwa sholat tarawih
merupakan sunnah mu’akad..
Perbincangan diskusi
semakin seru, pak Samsudin pun tak kahabisan ide agar diskusi semakin hangat.
“Pandangan bapak
semuanya tentang sholat tarawih bisa diterima, dan kita belum dengar lagi
pendapat pak Nanda..”kata pak Samsudin yang bertambah semangat dengan adanya
beberapa pandangan mengenai sholat tarawih, tapi itulah jawaban yang bijaksana
menurut saya, karena terkait ibadah sholat semuanya adalah kembali kepada Allah
Azza wa Jalla.
“Kalau saya nanti
sajalah pak... waktunya sudah hampir isya..” jawab pak Nanda.
“Baik kita isya
dulu, diskusi dilanjutkan lain kali..” pak Anugrah berkata dan bangkit dari duduknya
untuk mengambil air wudlu. Kalau sudah ada instruksi pak Kanwil siapa yang
berani menolak, peserta diskusi kecilpun bubar untuk menyegerakan berwudlu guna
sholat berjamaah.
Tak lama panggilan
sholatpun berkumandang, “hayya
‘alas shalah....” sekali lagi
terdengar suara merdu pak Samsudin, walaupun sebagai Kepala Kantor ia masih mau
melantunkan panggilan sholat.
Sebelum sholat isya
berjamaah yang dilanjutkan dengan sholat tarawih, pak Widya Sananda atau pak Nanda
selaku imam menyempatkan memberitahukan kepada makmum, bahwa nanti sholat
tarawih yang akan dilaksanakan adalah 4 rakaat dan 4 rakaat dengan
masing-masing satu kali salam, dan sholat witir 3 rakaat dengan satu kali
salam, dengan alasan sebagaimana bunyi salah satu hadits yang disampaikan oleh
isteri RasulAllah Aisyah radhiyallahu ‘anha yang melihat nabi melaksanakan shalat seperti itu.
(mengenai hadits tarawih akan dijelaskan dalam tulisan tersendiri..red).
Setelah pembacaan
do’a selesai shoalat isya, terdengar suara salah seorang jamaah shalat
mengumandangkan penyeru sholat tarawih, “Assholat tarawih jami’ah rohimakumUllah...”
sayapun melirik siapa penyerunya, rupanya pak Jarwo Kepala KPKNL Singkawang
yang bersuara..
Kamipun mulai
melaksanakan sholat tarawih bersama, setelah rakaat terakhir, pak Jarwopun
menyeru untuk sholat witir...
Terasa memang
berbeda sholat berjamaah kali ini, saya terharu mendengarnya disaat 2 orang
Kepala KPKNL mau bertindak selaku penyeru pelaksanaan sholat.
“Bapak bersyukur, pelaksanaan
sholat berjamaah dengan lancar dan baik, terlebih lagi dengan 2 Kepala KPKNL
yang bertindak sebagai penyeru sholat...” kata saya.
“AlhamdulIllah..
Terimakasih pak...” jawab beliau disertai senyum khasnya..
Semoga Allah
senantiasa melimpahkan hidayahNya kepada Bapak Anugrah Komara selaku Kakanwil dan
segenap staf di lingkungan Kantor Wilayah DJKN Kalimantan Barat, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar