MENGENANG SATU TAHUN WAFATNYA KH. ISMAEL HASSAN SH.,
AYAHANDA DAN GURUKU
Saat ini 13 Februari 2014 adalah waktu bersejarah bagi kami, tak
terasa satu tahun Buya KH. Ismael Hassan SH, wafat dan dimakamkan di di
Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kalibata Jakarta, pada tanggal 13 Februari
2013 satu tahun yang lalu, Buya menghembuskan nafas terakhir dihadapan keluarga
dan sahabat, baik dari kalangan umum maupun pendidikan yang pada akhir
kehidupan merupakan tempat menghabiskan waktu kesehariannya.
Buya KH. Ismael Hassan SH., menderita sakit
penyempitan arteri pada kedua kakinya sejak tahun 2006, namun semua tidaklah
banyak diketahui keluarga dan sahabatnya, Buya masih tetap menjalankan
aktifitas keseharian dengan amanah, sampai waktunya di pagi hari saat menjelang
adzan shubuh berkumandang tanggal 13 Februari 2013 beliau masuk kamar operasi
dan sekitar jam 06.00 pagi Buya keluar kamar operasi dengan mengucapkan syukur
kepada Illahi Rabbi dan memberikan senyum teduhnya, kemudian memasuki ruang
ICCU Rumah Sakit OMNI Pulomas.
Disaat matahari pagi memancarkan sinar tanggal 13
Februari, segenap keluarga dan sahabat mulai berkunjung menjenguk Buya untuk berjumpa
dengan orang yang mereka cintai, Buya tampak tegar menerima kedatangan tamunya
bahkan masih sempat memberikan beberapa wejangan sebagaimana layaknya Buya
dikala sehat, sampai saat setelah adzan dzuhur berkumandang kondisi Buya mulai
menurun, akhirnya beberapa saat setelah adzan isya berkumandang beliau
dipanggil menghadap Allah Tuhan Yang Maha Pencipta. InnalIllahi Wa inna Ilaihi
rojiun.
Perjalanan hidup Buya KH. Ismael Hassan SH., yang
penuh suka dan duka telah memberikan banyak arti untuk memahami dan merenungkan
betapa perjalanan hidup seseorang perlu diisi kebaikan dan manfaat bagi
sesamanya. Buya telah banyak memberikan contoh dan panutan yang baik, gambaran
perjalanan hidup dari seorang yang sederhana, pejuang kemerdekaan Negara
Republik Indonesia, Pejuang Pendidikan Berkarakter sampai menjadi seorang Tokoh Nasional.
Diakhir kehidupan Buya, mulai dari sakit yang
dideritanya telah memberikan contoh suatu pendidikan dan pelajaran mengenai
keikhlasan seseorang dan juga bagaimana kesiapan untuk menggapai ridho Illahi
dalam hembusan nafas terakhir, disaat malaikat diperintahkan oleh Allah
Subhanahu wata ’Alla untuk menjemputnya, kepasrahan karena ikhlas dan keindahan
disaat menjelang wafat Buya Ismael Hassan SH dapat dijadikan suatu pelajaran
bagi keluarga dan sahabat yang ditinggalkan.
Buya KH. Ismael Hassan SH. Dilahirkan tanggal 20 Juni 1926 Masehi,
di suatu desa terpencil di kaki Gunung
Kelabu Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat. Daerah yang terletak dibelantara Rimba Panti, hutan rimbun dalam deretan
Bukit Barisan Sumatera, sekitar 130 km arah utara kota Bukittinggi.
Dirumah yang sederhana di dekat areal persawahan,
dalam kehidupan yang serba sederhana Buya dilahirkan dari orangtua Hasan Pinto
Kari bin H. Moh. Nur seorang Guru Mengaji dan juga merupakan Tukang Kayu
didaerah itu, dengan ibunda Siti Fatimah binti Tuangku Mudo seorang ibu yang
sangat mencintai kehidupan keluarga dan anak-anaknya, Buya merupakan anak ke-11
dari 12 bersaudara, 3 orang saudara Buya meninggal dunia saat masih balita.
Kesembilan saudara Buya terdiri dari 3 wanita dan 6
laki-laki, jumlah yang sama dengan cucu langsung Buya 3 wanita dan 6 laki-laki.
Adapun saudara Buya adalah, Marahindi Hasan, Sjihabudin Hasan, Nursidah Hasan,
Mohamad Arif Hasan, Abdul Malik Hasan, Rohana Hasan, Abdul Muis Hasan, Ismael
Hassan, Rakiyah Hasan, enam orang diantaranya adalah berprofesi sebagai Guru
Agama, saat ini seluruh keluarga beliau telah berpulang kerahmatullah.
KH. Ismael Hassan SH, beliau biasa dipanggil dengan
sebutan Papi, Ayahanda, Kakek, Angku, Buya, bahkan Presiden Soeharto semasa
hidupnya menyebut beliau Pak Kiayi, telah menghadap keharibaan Allah Yang Maha
Pencipta, pada tanggal 13 Februari 2013 jam 19.55 WIB (berdasarkan waktu
kedokteran) di RS OMNI Pulomas, dimakamkan keesokan harinya di Taman Makam
Pahlawan Nasional Kalibata tanggal 14 Februari 2013 jam 11.55 WIB.
KH. Ismael Hassan SH., wafat meninggalkan istri Hj.
Anida Dahar binti H.M. Dahar yang juga putri dari seorang Guru Agama dengan
mempunyai 3 orang putra dan 9 cucu, Buya dimakamkan dengan upacara militer,
dimulai dari rumah duka Jalan Pulomas Kayu Putih, Jakarta Timur, dishalatkan di
Masjid Baabut Taubah Pulomas, masjid yang awalnya adalah sumbangan Yayasan Amal
Bhakti Muslim Pancasila (YABMP) sebuah masjid ukuran terbesar yang pertama kali
dibuat oleh YABMP dan itupun bisa dibangun dengan upaya Buya yang bertemu
langsung dengan Ketua YABMP Presiden Soeharto kala itu.
Saat pelaksanaan shalat jenazah yang dihadiri keluarga
dan sahabat beliau, serta para siswa, guru dan orangtua murid dari Yayasan
Pendidikan Attaubah Pulomas, Al-Azhar Rawamangun, Nurul Iman Jatinegara dan
pelayat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, memenuhi areal Masjid
Baabut Taubah Pulomas, sambutan keluarga disampaikan oleh putra beliau Widya Sananda,
dan sambutan dari Bapak Eddy Ruchiyat Shoheh Ketua Pembina Yayasan Masjid
Pulomas, serta Bapak Hariry Hadi Ketua Pembina YPI dan Yayasan Al-Azhar.
Langit yang semula cerah saat pelaksanaan shalat
jenazah Buya seketika berubah mendung, setelah usai shalat dilakukan upacara
penyerahan jasad Buya sebagai pejuang kemerdekaan yang memperoleh Bintang
Gerilya untuk diserahkan kepada Negara guna dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Nasional (TMPN) Kalibata.
Saat terjadinya penyerahan jasad beliau yang
diserahkan langsung oleh putra kedua beliau Widya Sananda kepada Negara, turun
hujan dengan deras seakan mengiringi perpisahan Buya dengan masjid dan lokasi
lembaga pendidikan At-Taubah tempat terakhir Buya melakukan aktifitas
kesehariannya, diantara turunnya hujan jasad beliau dimasukan dalam mobil
jenazah yang dilanjutkan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN)
Kalibata oleh TNI, dikarenakan beliau merupakan pejuang Kemerdekaan pada
wilayah Teritorial Front Sumatera.
Langit yang cerah tetapi tidak terlalu terik dengan
disertai angin semilir yang sangat kontras dengan saat penyerahan jenazah di
Masjid Pulomas, telah menyambut kedatangan jasad Buya KH. Ismael Hassan SH., di
areal pemakaman TMPN Kalibata dan saat dikeluarkan dan dijalankan dari mobil
jenazah jasad Buya disambut barisan siswa, Guru dan Orangtua murid Yayasan
Asrama dan Pendidikan Islam (YAPI) Al-Azhar Rawamangun, pada detik-detik memasuki areal pemakaman
dengan kondisi langit yang tidak terlalu terik matahari bahkan suasana terasa
sejuk, terdengar suara adzan Dzuhur dari Masjid didekat TMPN Kalibata, yang tak
sengaja mengiringi pemakaman jasad beliau, terasa suasana khidmat dan sejuk sebagaimana
keinginan beliau disaat menjelang Allah Yang Maha Kuasa memerintah malaikat
menjemputnya.
Allah Maha Besar dengan segala kehendakNya banyak
keinginan Buya dikabulkanNya, letak makam Buya KH. Ismael Hassan SH.,
dimakamkan persis bersebelahan dengan makam H. Tarmizi Taher mantan Menteri
Agama wafat satu hari sebelum beliau, merupakan sahabat, rekan perjuangan dan
juga merupakan Pembina YPI Al-Azhar, serta beberapa sahabat perjuangan tampak
dimakamkan disekitar tempat pemakaman Buya.
Setelah jasad beliau dimakamkan Bapak A.M. Fatwa yang
juga sahabat beliau dalam sambutannya mengatakan “KH. Ismael Hassan SH.,
merupakan pejuang yang tidak pernah menyerah, sebagai pejuang dalam kemerdekaan
Negara Republik Indonesia juga Pejuang Pendidikan, kita telah kehilangan putra
terbaik yang selalu amanah dalam melaksanakan tugas, arif dan bijaksana. Semoga
Allah Yang Maha Pemurah menjaga dan memberikan tempat terbaik kepada beliau
dialam kuburnya”.
KH. Ismael Hassan SH., telah wafat dan beliau
diberikan tempat pemakaman sesuai keinginan beliau, di pemakaman yang terjaga
asri, depan taman, dekat para sahabat dan dekat masjid yang selalu
mengumandangkan adzan disaat menjelang sholat.
Yaa ayyatuhaa
(al)nnafsu (al)muthma-innah, irji”ii ilaa Rabbika raadiyatan mardhiyyah,
fa(u)dkhulii fii ‘ibaadii, wa(u)dkhulii jannatii.
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
dan di ridhai, lalu masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu, dan masuklah ke
dalam surgaKu. (QS:89 ayat 27-30).
Selamat jalan Papi, Ayahanda, Kakek, Angku, Buya KH.
Ismael Hassan SH., amal dan ajaran Buya telah memberikan banyak manfaat dalam
kehidupan kami dan merupakan contoh untuk dapat kami jadikan sebagai suri
tauladan. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayahNya, melipatgandakan amal
kebaikan dan amal karya bakti semasa hidup Buya, menjadikan Buya termasuk
golongan khusnul khatimah dan InsyaAllah memperoleh rumah terbaik disyurga,
Amin. InnalIllahi Wa inna Ilaihi rojiun.
"Allahumma Anta Robbii laa Ilaaha illa Anta, kholaqtanii wa ana 'Abduka, wa ana 'ala 'Ahdika, wa wa'dika mastatho'tu, A'udzu bika min syarri maa shana'tu, Abuu-u laka bini'matika 'Alayya, wa Abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua-laa yaghfirudz-dzunuuba Illa Anta."
"Allahumma Anta Robbii laa Ilaaha illa Anta, kholaqtanii wa ana 'Abduka, wa ana 'ala 'Ahdika, wa wa'dika mastatho'tu, A'udzu bika min syarri maa shana'tu, Abuu-u laka bini'matika 'Alayya, wa Abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua-laa yaghfirudz-dzunuuba Illa Anta."
WiNanda.13021014
Banyak sekali ajaran Buya yang diberikan bagi keturunannya dan orang sekitarnya. Namun sangat disayangkan kalau ilmu dari buya hanya disimpan bahkan diimplementasikan dalam sikap tidak baik.
BalasHapusInsyaallah kita akan amalkan pesan pesan beliau baik yang terucap oleh beliau maupun yang tertulis dalam bukunya Bunga Rampai dari Pasaman
HapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel - JamBase
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel features slot machines, table games, 제주 출장안마 live entertainment 속초 출장안마 and in-room dining. 고양 출장샵 There are 제주 출장샵 10 restaurants 동해 출장안마 and 5 bars/lounges/rooms.
Semoga kakek telah tenang di alamnya, alfatihah. beliau menitipkan namanya pada Anak keduaku yang beliau beri nama Firman Hassan
BalasHapus